Minggu, 05 Maret 2017

SEJARAH PEMBUKUAN AL-QUR'AN



Makalah
“SEJARAH PEMBUKUAN AL-QUR’AN, ERA NABI, ERA PASCA NABI (ABU BAKAR, UTSMAN BIN AFFAN) SERTA PERBEDAAN ANTARA KEDUANYA”
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Materi Studi Al-Quran
Dosen Pengampuh Fathurrasyid, M.Th,i



Disusun oleh kelompok : II
Sahana
Iin Khotimah
Muzawwaqatul Helmiyah
Shapiyah

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU RAUDLATUL ATHFAL (PGRA) 1
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
(INSTIKA)
GULULUK - GULUK SUMENEP JAWA TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2016 - 2017







KATA PAENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Penyayang, karena berkah dan kemurahannya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang di harapkan, dengan tema “SEJARAH PEMBUKUAN HADITS, ERA NABI, ERA PASCA NABI (ABU BAKAR, UTSMAN BIN AFFAN) SERTA PERBEDAAN ANTARA KEDUANYA” demikian pula makalah ini akan memerlukan revisi berdasarkan kritik maupun saran dari dosen pengampuh.
Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari bapak dosen, Selaku dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, demikian terimakasih.

Penyusun
kelompok II







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang………………………………………………………………..1
  2. Rumusan masalah …………………………………………………………....1
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Al-Quran……………………………………………………………………...
  2. Pembukuan Al-Quran Pada Masa Nabi………………………………………
  3. Pembukuan Al-Quran Era Pasca Nabi……………………………………….
  4. Perbedaan Pembukuan Al-Qur’an Antara Abu Bakar Dan Utsman Bin Affan…………………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Umat Islam mempercayai bahwa Al-Qur’an adalah puncak penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril.
            Al-Qur’an tidak turun sekaligus melainkan turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para ulama membagi masa turunnya Al-Qur’an menjadi dua periode, yaitu periode Makah dan Madinah. Pada perjalanannya    Al-Qur’an mengalami penulisan (pencatatan dalam bentuk teks). Penulisan       Al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW berlanjut sampai kepada zaman pemerintahan Khalifah Abu Bakar  dan pada zaman pemerintahan Khalifah  Utsman bin Affan.
            Pada masa pemerintahan selain Abu Bakar dan Utsman bin Affan tidak terjadi perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al-Qur’an. Kodifikasi Al-Qur’an yang terjadi pada masa Abu Bakar dan pada masa Utsman bin Affan terdapat perbedaan penyebab adanya kodifikasi dan hasil dari kodifikasi yang nanti akan dibahas perbandingan antara kedua Khalifah tersebut. Transformasi menjadi teks yang seperti Al-Qur’an sekarang ini dilakukan pada zaman Utsman bin Affan yang juga disebut Mushaf  Utsmani.
B.     Rumusan masalah
a.       Apa Al-Qur'an itu ?
b.      Bagaimana pembukuan Al-Qur’an pada masa nabi..?
c.       Bagaimana Pembukuan Al-Quran di Era Pasca Nabi..?
d.      Apa Perbedaan Antara Keduanya..?







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Al – Qur’an
            Al-qur’an adalah salah satu nama sebuah kitab yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW, melalui malaikat jibril di tulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir. Di katakana salah satu nama berarti ada nama-nama lain yang harus di teliti, dan juga perlu di cari pula akar kata dari al-qur’an tersebut agar memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang al-qur’an sebagai kitab suci.[1]
            Al-qur’an yaitu suatu kitab yang di turunkan kepada nabi Muhammad saw yang melalui malaikat jibril yang di tulis dalam mushaf di riwayatkan secara mutawatir, sehingga kita harus menguasai ilmu tafsir supaya kita mengetahui secara detiel apa tujuan suatu ayat di dalam al-qur’an tersebut.
B.     Pembukuan Al-Quran Pada Masa Nabi
            Pengumpulan al-qur’an pada masa nabi disini dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
a.       Pengumpulan Dalam Dada
            Alqur’anul karim turun kepada nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis). Karena itu, perhatian nabi hanyalah untuk sekedar menghafal dan menghayatinya, agar ia dapat menguasai alqur’an persis seebagaimana halnya Al-qur’an yang di turunkan. Setelah itu, ia membacakannya kepada umatnya sejelas mungkin agar mereka pun dapat menghafal dan memantapkannya. Hal ini karena nabi pun di utus Allah di kalangan orang-orang yang ummi pula.
            Al-qur’an sengaja di turunkan kepada nabi saw. Dan untuk itu perhatian nabi hanyalah untuk di hafalakan dan menghayatinya serta membacakan secara detiel kepada umatnya.

b.      Pengumpulan Dalam Dalam Bentuk Tulisan
            Keitimewa’an yang kedua dari alqur’an karim ialah pengumpulan dan penulisannya dalam lembaran. Rasulullah saw, mempunyai beberapa orang sekertaris wahyu. Setiap turun ayat Al-qur’an, beliau memerintahkan kepada mereka untuk menulisnya dalam rangka memperkuat catatan dan dukumentasi dalam kehati-hatian beliau terhadap kitab allah Azza Wa Jallah, sehingga penulisan tersebut dapat memudahkan penghafalan dan memperkuat daya ingat.[2]
            Dalam pembukuan ini terdapat suatu keistimewaan, nabi Muhammad mempunyai sekertaris yang berkaitan dengan penulisan al-qur’an dan nabi memerintahkan supaya berhati-hati dalam penulisan tersebut sehingga dapat memudahkan penghafalan dan memperkuat daya ingat.
C.    Pembukuan Al-Qur’an Pasca Nabi
1.      Pembukuan al-qur’an pada masa abu bakar as-siddiq
            Tragedy berdarah di yamamah tersebut di cermati secara kritis oleh umar al-khattab. Ia menjadi risau dan khawatir peristiwa serupa terulang lagi, sehingga semakin banyak korban dari kalangan huffah yang gugur. Bila demikian “masa depan” al-qur’an terancam. Maka muncul ide kreatif umar yang di sampaikan kepada abu bakar as-siddiq untuk segera mengumpulkan tulisan-tulisan al-qur’an yang pernah di tulis pada masa nabi saw.
            Pada masa ini masa depan al-qur’an mersa terancam sehingga umar muncul ide bagus demi terjaganya masa depan al-qur’an dan umar segera menyampaikan idenya kepada abu bakar as-siddiq untuk segera mengumpulkan ayat-ayat alqur’an yang pernah di tulis oleh nabi supaya terasa lebih aman.[3]
2.      Pembukuan al-qur’an pada masa utsman bin affan
            Pada masa pemerintahan utsman, wilayah Negara islam telah meluas sampai ke Tripoli barat, Armenia dan azar baijan. Pada waktu itu islam sudah tersebar ke beberapa wilayah di afrika, syiria dan Persia. Para penghafal al-qur’an pun akhirnya menjadi tersebar, ternyata menimbulkan persoalan baru yaitu tentang silang pendapat di kalangan kaum muslimin mengenai bacaan (qira’at) al-qur’an.[4]
            Pada masa utsman wilayah Negara islam meluas sehingga para penghafal al-qur’an menimbulkan suatu permasalahan dalam bacaan al-qur’an, dalam persoalan ini ustman bermusyawarah dan untuk mencari jalan keluar dari suatu permasalahan di atas dan menunjukkan suatu timnya yang terdiri empat orang sahabat yaitu: yazid bin tsabit, Abdullah bin zubair, said al-ash dan abd al-rahman ibn al-haris ibn hisyam untuk menyalin mushaf al-qur’an yang tersimpan di rumah hafsah, karena di pandang sebagai mushaf standar.
D.    Perbedaan Antara Keduanya
            Perbedaan antara pemgumpulan (mushaf) abu bakar dan utsman adalah sebagai berikut. Pengumpulan mushaf pada masa abu bakar adalah bentuk pemindahan dan penulisannya al-qur’an ke dalam satu mushaf yang ayat-ayatnya sudah tersusun, berasal dari tulisan yang terkumpul pada kepingan-kepingan batu pelepah kurma dan kulit-kulit binatang. Adapun latar belakangnya karena banyaknya huffadz yang gugur. Sedangka pengumpulan mushaf pada masa utsman adalah menyalin kembali mushaf yang telah tersusun pada masa abu bakar, dengan tujuan untuk di kirimkan ke seluruh Negara islam. Latar belakangnya adalah perbedaan dalam hal membaca alqur-an.[5]








BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Al-qur’an merupakan suatu kitab allah yang di turukan kepada nabi Muhammad saw, yang melalui malaikat jibril, kita akan mengetahui maksud beberapa ayat al- qur’an ketika kita menguasai ilmu-ilmu tafsir tentang Al-qur’an.
            Pada masa rasulullah Al-Qur’an hanya berupa hafalan-hafalan yang berada benak dada para sahabat dan tulisan dilempeng-lempeng batu, pelepah kurma dan dikeping-keping tulang, pada masa itu Al-Qur’an masih berserakan belum ada pembukuan al-Qur’an dalam satu mushaf. , atas usulan Umar pada Masa Abu Bakar mulailah terbentuk pembukuan Al-Qur’an, yang dipicu oleh banyak para Qori’ dan hufadz yang gugur pada peperangan Yamamah (melawan orang yang murtad dari islam), dikawatirkan Al-Qur’an akan punah. Pada masa Umar Bin Khattab tidak terjadi permasalahan dengan Al-Qur’an, karena pada masa pemerintahan Umar Bin Khattab lebih berorientasi terhadap perluasan wilayah. Masa Ustman terjadi perubahan Mushaf Al-Qur’an karena adanya perbedaan antar suku, atas usulan hufaidazh ustman menyeragamkan pembacaan Al-Qur’an dengan dialek Qurays, yang kemudian Mushaf tersebut disebut Al-Imam yang lebih dikenal dengan mushaf Ustmani.







DAFTAR PUSTAKA



[1] H. Syaiful Hidayat Lc.,M.I, “Ulum Qur’an Dan Pembelajarannya”, Surabaya : Kopertais IV Prees, Hlm.1
[2] Prof.dr. muhammmad ali ash-shaabuuniy “study ilmu al-qur’an” bandung: cv pustaka setia, halm.93,98
[3] Abdul halim, “al-qur’an membangun tradisi kesalehan hakiki” Jakarta: ciputat pers, hlm. 18-19
[4] Abdul halim, “al-qur’an membangun tradisi kesalehan hakiki” Jakarta: ciputat pers, hlm. 20
[5] Prof.dr. muhammmad ali ash-shaabuuniy “study ilmu al-qur’an” bandung: cv pustaka setia, halm.110

Tidak ada komentar:

Posting Komentar