Makalah
“SEJARAH PEMBUKUAN AL-QUR’AN, ERA NABI, ERA PASCA NABI
(ABU BAKAR, UTSMAN BIN AFFAN) SERTA PERBEDAAN ANTARA KEDUANYA”
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Materi Studi Al-Quran
Dosen Pengampuh Fathurrasyid, M.Th,i
Disusun oleh kelompok : II
Sahana
Iin Khotimah
Muzawwaqatul Helmiyah
Shapiyah
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU RAUDLATUL ATHFAL (PGRA) 1
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
(INSTIKA)
GULULUK - GULUK SUMENEP JAWA TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2016 - 2017
KATA PAENGANTAR
Puji
syukur kami sampaikan kehadirat
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Penyayang, karena berkah dan kemurahannya makalah
ini dapat kami
selesaikan sesuai yang di harapkan, dengan tema “SEJARAH PEMBUKUAN HADITS, ERA NABI, ERA
PASCA NABI (ABU BAKAR, UTSMAN BIN AFFAN) SERTA PERBEDAAN ANTARA KEDUANYA”
demikian pula makalah ini akan memerlukan revisi berdasarkan kritik maupun
saran dari dosen pengampuh.
Untuk
itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari bapak dosen, Selaku dosen
mata kuliah Studi Al-Qur’an dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, demikian terimakasih.
Penyusun
kelompok
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang………………………………………………………………..1
- Rumusan masalah …………………………………………………………....1
BAB II
PEMBAHASAN
- Al-Quran……………………………………………………………………...
- Pembukuan Al-Quran Pada Masa Nabi………………………………………
- Pembukuan Al-Quran Era Pasca Nabi……………………………………….
- Perbedaan Pembukuan Al-Qur’an Antara Abu Bakar Dan Utsman Bin Affan…………………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Umat
Islam mempercayai bahwa Al-Qur’an adalah puncak penutup wahyu Allah yang
diperuntukkan bagi manusia yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui perantara Malaikat Jibril.
Al-Qur’an
tidak turun sekaligus melainkan turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Para ulama membagi masa turunnya Al-Qur’an menjadi dua periode,
yaitu periode Makah dan Madinah. Pada perjalanannya Al-Qur’an
mengalami penulisan (pencatatan dalam bentuk teks). Penulisan
Al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Nabi
Muhammad SAW berlanjut sampai kepada zaman pemerintahan Khalifah Abu Bakar
dan pada zaman pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa pemerintahan selain Abu Bakar dan Utsman bin
Affan tidak terjadi perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi
Al-Qur’an. Kodifikasi Al-Qur’an yang terjadi pada masa Abu Bakar dan pada masa
Utsman bin Affan terdapat perbedaan penyebab adanya kodifikasi dan hasil dari
kodifikasi yang nanti akan dibahas perbandingan antara kedua Khalifah tersebut.
Transformasi menjadi teks yang seperti Al-Qur’an sekarang ini dilakukan pada
zaman Utsman bin Affan yang juga disebut Mushaf Utsmani.
B.
Rumusan
masalah
a.
Apa
Al-Qur'an itu ?
b.
Bagaimana
pembukuan Al-Qur’an pada masa nabi..?
c.
Bagaimana
Pembukuan Al-Quran di Era Pasca Nabi..?
d.
Apa
Perbedaan Antara Keduanya..?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Al
– Qur’an
Al-qur’an
adalah salah satu nama sebuah kitab yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW, melalui malaikat jibril di tulis dalam
mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir. Di katakana salah satu nama berarti
ada nama-nama lain yang harus di teliti, dan juga perlu di cari pula akar kata
dari al-qur’an tersebut agar memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang
al-qur’an sebagai kitab suci.[1]
Al-qur’an yaitu suatu
kitab yang di turunkan kepada nabi Muhammad saw yang melalui malaikat jibril
yang di tulis dalam mushaf di riwayatkan secara mutawatir, sehingga kita harus
menguasai ilmu tafsir supaya kita mengetahui secara detiel apa tujuan suatu ayat
di dalam al-qur’an tersebut.
B.
Pembukuan
Al-Quran Pada Masa Nabi
Pengumpulan al-qur’an
pada masa nabi disini dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
a.
Pengumpulan
Dalam Dada
Alqur’anul karim turun
kepada nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis). Karena itu, perhatian nabi
hanyalah untuk sekedar menghafal dan menghayatinya, agar ia dapat menguasai
alqur’an persis seebagaimana halnya Al-qur’an yang di turunkan. Setelah itu, ia
membacakannya kepada umatnya sejelas mungkin agar mereka pun dapat menghafal
dan memantapkannya. Hal ini karena nabi pun di utus Allah di kalangan
orang-orang yang ummi pula.
Al-qur’an sengaja di
turunkan kepada nabi saw. Dan untuk itu perhatian nabi hanyalah untuk di
hafalakan dan menghayatinya serta membacakan secara detiel kepada umatnya.
b.
Pengumpulan
Dalam Dalam Bentuk Tulisan
Keitimewa’an yang kedua
dari alqur’an karim ialah pengumpulan dan penulisannya dalam lembaran.
Rasulullah saw, mempunyai beberapa orang sekertaris wahyu. Setiap turun ayat
Al-qur’an, beliau memerintahkan kepada mereka untuk menulisnya dalam rangka
memperkuat catatan dan dukumentasi dalam kehati-hatian beliau terhadap kitab
allah Azza Wa Jallah, sehingga penulisan tersebut dapat memudahkan penghafalan
dan memperkuat daya ingat.[2]
Dalam pembukuan ini
terdapat suatu keistimewaan, nabi Muhammad mempunyai sekertaris yang berkaitan
dengan penulisan al-qur’an dan nabi memerintahkan supaya berhati-hati dalam
penulisan tersebut sehingga dapat memudahkan penghafalan dan memperkuat daya
ingat.
C.
Pembukuan
Al-Qur’an Pasca Nabi
1.
Pembukuan
al-qur’an pada masa abu bakar as-siddiq
Tragedy berdarah di
yamamah tersebut di cermati secara kritis oleh umar al-khattab. Ia menjadi
risau dan khawatir peristiwa serupa terulang lagi, sehingga semakin banyak
korban dari kalangan huffah yang gugur. Bila demikian “masa depan” al-qur’an
terancam. Maka muncul ide kreatif umar yang di sampaikan kepada abu bakar
as-siddiq untuk segera mengumpulkan tulisan-tulisan al-qur’an yang pernah di
tulis pada masa nabi saw.
Pada masa ini masa
depan al-qur’an mersa terancam sehingga umar muncul ide bagus demi terjaganya
masa depan al-qur’an dan umar segera menyampaikan idenya kepada abu bakar
as-siddiq untuk segera mengumpulkan ayat-ayat alqur’an yang pernah di tulis
oleh nabi supaya terasa lebih aman.[3]
2.
Pembukuan
al-qur’an pada masa utsman bin affan
Pada masa pemerintahan
utsman, wilayah Negara islam telah meluas sampai ke Tripoli barat, Armenia dan
azar baijan. Pada waktu itu islam sudah tersebar ke beberapa wilayah di afrika,
syiria dan Persia. Para penghafal al-qur’an pun akhirnya menjadi tersebar,
ternyata menimbulkan persoalan baru yaitu tentang silang pendapat di kalangan
kaum muslimin mengenai bacaan (qira’at) al-qur’an.[4]
Pada masa utsman
wilayah Negara islam meluas sehingga para penghafal al-qur’an menimbulkan suatu
permasalahan dalam bacaan al-qur’an, dalam persoalan ini ustman bermusyawarah
dan untuk mencari jalan keluar dari suatu permasalahan di atas dan menunjukkan
suatu timnya yang terdiri empat orang sahabat yaitu: yazid bin tsabit, Abdullah
bin zubair, said al-ash dan abd al-rahman ibn al-haris ibn hisyam untuk
menyalin mushaf al-qur’an yang tersimpan di rumah hafsah, karena di pandang
sebagai mushaf standar.
D.
Perbedaan
Antara Keduanya
Perbedaan antara pemgumpulan (mushaf) abu bakar dan
utsman adalah sebagai berikut. Pengumpulan mushaf pada masa abu bakar adalah
bentuk pemindahan dan penulisannya al-qur’an ke dalam satu mushaf yang
ayat-ayatnya sudah tersusun, berasal dari tulisan yang terkumpul pada
kepingan-kepingan batu pelepah kurma dan kulit-kulit binatang. Adapun latar
belakangnya karena banyaknya huffadz yang gugur. Sedangka pengumpulan mushaf
pada masa utsman adalah menyalin kembali mushaf yang telah tersusun pada masa
abu bakar, dengan tujuan untuk di kirimkan ke seluruh Negara islam. Latar belakangnya
adalah perbedaan dalam hal membaca alqur-an.[5]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-qur’an merupakan
suatu kitab allah yang di turukan kepada nabi Muhammad saw, yang melalui
malaikat jibril, kita akan mengetahui maksud beberapa ayat al- qur’an ketika kita
menguasai ilmu-ilmu tafsir tentang Al-qur’an.
Pada
masa rasulullah Al-Qur’an hanya berupa hafalan-hafalan yang berada benak dada
para sahabat dan tulisan dilempeng-lempeng batu, pelepah kurma dan
dikeping-keping tulang, pada masa itu Al-Qur’an masih berserakan belum ada
pembukuan al-Qur’an dalam satu mushaf. , atas usulan Umar pada Masa Abu Bakar
mulailah terbentuk pembukuan Al-Qur’an, yang dipicu oleh banyak para Qori’ dan
hufadz yang gugur pada peperangan Yamamah (melawan orang yang murtad dari islam),
dikawatirkan Al-Qur’an akan punah. Pada masa Umar Bin Khattab tidak terjadi
permasalahan dengan Al-Qur’an, karena pada masa pemerintahan Umar Bin Khattab
lebih berorientasi terhadap perluasan wilayah. Masa Ustman terjadi perubahan
Mushaf Al-Qur’an karena adanya perbedaan antar suku, atas usulan hufaidazh
ustman menyeragamkan pembacaan Al-Qur’an dengan dialek Qurays, yang kemudian
Mushaf tersebut disebut Al-Imam yang lebih dikenal dengan mushaf Ustmani.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
H. Syaiful Hidayat Lc.,M.I, “Ulum Qur’an Dan Pembelajarannya”,
Surabaya : Kopertais IV Prees, Hlm.1
[2]
Prof.dr. muhammmad ali
ash-shaabuuniy “study ilmu al-qur’an” bandung: cv pustaka setia, halm.93,98
[3]
Abdul halim, “al-qur’an membangun
tradisi kesalehan hakiki” Jakarta: ciputat pers, hlm. 18-19
[4]
Abdul halim, “al-qur’an
membangun tradisi kesalehan hakiki” Jakarta: ciputat pers, hlm. 20
[5]
Prof.dr. muhammmad ali
ash-shaabuuniy “study ilmu al-qur’an” bandung: cv pustaka setia, halm.110
Tidak ada komentar:
Posting Komentar